Makalah Eter dan Materi Bermassa


ETER DAN MATERI BERMASSA

Cahaya termaksud unsur fisik yang penting, tetapi belum pernah diamati secara langsung oleh mata manusia. Manusia baru bisa melihat gejala-gejalanya. Sebelum abad ke19 banyak ilmuwan yang berusaha memahami cahaya itu sendiri.
Christian Huygens dalam bukunya “Traite De La Lumiere” atau sering dikenal sebagai telaah cahaya yang terbit pada tahun 1690 membayangkan cahaya seperti gelombang. Inilah pernyataan cahaya yang pertama.
Lalu pada tahun 1801, Thomas Young menemukan peristiwa interferensi pada cahaya. Peristiwa ini pertanda bahwa teori gelombang diperlukan untuk menjelaskan hakikat cahaya. Usulan Young diperkuat oleh James Clark Maxwell yang menyatakan bahwa cahaya merupakan bagian dari gelombang magnetik. Saat itu, Maxwell masih yakin bahwa gelombang elektromagnetik membutuhkan medium khusus untuk dapat merambat dan ia menamakan medium tersebut sebagai eter bercahaya.
Akan tetapi keyakinan Maxwell bahwa gelombang elektromagnetik memerlukan medium eter dalam perambatannya dipatahkan oleh fisikawan Michaelson dan Morley melalui sebuah percobaan pada tahun 1887. Hasil Michaelson-Morley menegaskan bahwa eter sesungguhnya tidak ada. Sehingga cahaya (sebagai salah satu gelombang elektromagnetik) tidak memerlukan medium untuk merambat.
Permasalahan yang dimunculkan oleh percobaan Michaelson-Morley ini ternyata baru berhasil terpecahkan dengan teori relativitas khusus yang menjadi landasan bagi konsep-konsep baru tentang ruang dan waktu. Teori ini didasarkan pada dua postulat yang diajukan oleh Einstein.

1.      Pengertian Eter
Pada tahun 1690 seorang ilmuwan yang bernama Christian Huygens mengemukakan sebuah teori yang berbunyi bahwa cahaya merupakan sebuah gelombang yang merambat dan mengenalkan sebuah zat hipotetik yang disebut eter. Eter merupakan suatu zat yang sangat halus dan dipercaya memenuhi seluruh alam semesta dan diam secara mutlak. Eter juga dapat dikatakan sebagai medium perambatan gelombang cahaya.
Eter juga merupakan zat yang transparan, yang memiliki struktur halus, frekuensi tinggi yang tidak membiasakan atau mencerminkan cahaya tampak karena ukurannya yang terlalu kecil untuk bereaksi terhadap radiasi yang memiliki frekuensi rendah. Hal ini sesuai dengan teori momentum elektromagnetik yang dikemukakan oleh J.J Thomson dan kemudian dikonfirmasi dengan tes yang dilakukan oleh Nikola Teslah pada tahun 1891. Setelah tes itu tesla menyatakan bahwa eter itu merupakan zat padat untuk cahaya dan panas (cahaya tampak dan inframerah).
Dalam pengertian lain eter dianggap sebagai zat padat, karena cahaya merupakan gelombang transversal dan gelombang mekanik tidak dapat merambat melalui suatu fluida. Dan dalam pengetahuan yang lain eter adalah zat yang bersifat netral dan sangat halus karena tidak ada hambatan terhadap gerak planet-planet dan objek lain diluar bumi. Ini adalah sifat yang kontra, yang mengikuti logika tentang pengetahuann sifat-sifat cahaya.

2.      Teori Relativitas
Pada hakikatnya gerakan itu  relatif dan hukum Newton hanya berlaku dalam sistem koordinat yang dinyatakan mutlak diam. Untuk itu dianggap ada  medium eter yang dipandang mutlak diam terhadap semua benda atau materi bergerak. sebenarnya hukum Newton juga berlaku bagi gerakan didalam sistem koordinat. Inersial, yang bergerak dengan kecepatan tetap. dikatakan bahwa hukum Newton itu invariant artinya tak berbeda bentuknya, di sembarang sistem koordinat inersial. yang bergerak satu sama lain dengan kecepatan tetap.
  1. Teori Relativitas Newton
      Untuk membahas tentang relativitas, misalnya Anda diatas truk yang sedang bergerak dengan kelajuan 50 km/jam terhadap orang yang diam dipinggir jalan. seseorang tersebut kemudian berjalan ditruk dengan 5 km/jam searah dengan gerak kereta. orang yang diam didalam truk mengatakan bahwa kelajuan Anda adalah  5 km/jam, tetapi orang yang diam dipinggir jalan mengatakan bahwa kelajuan Anda 55km/jam. Kedua-duanya benar sebab keduanya memandang gerak Anda sesuai dengan kerangka acuannya, dengan kata lain gerak itu relatif. 
            Pada pembahasan relativitas ini akan ditinjau konsep kejadian, pengamat dan kerangka acuan. Kejadian adalah suatu peristiwa fisika yang terjadi dalamsuatu ruang pada suatu waktu sesaat yang tertentu. contoh kejadian adalah kilat di langit, tumbukkan antara dua mobil dan sebagaiya. seseorang yang mengamati suatu kejadian dan melakukan pengukuran. misalnya pengukuran koordinat dan waktu disebut pengamat. Untuk menentukan letak sebuah titik dalam ruang kita memerlukan suatu sistem koordinat atau kerangka acuan. Misalnya untuk menyatakan buah sebelum jatuh dari pohonny, seorang pengamat memerlukan suatu kerangka acuan dengan koordinat (x,y,z). Jadi, kerangka acuan adalah suatu sistem koordinat.
Teori relativitas berhubungan dengan kejadian yang diamati dari kerangka acuan inersial (kerangka acuan dimana hukum I Newton berlaku). Relativitas klasik (yang diperkenalkan pertama kali oleh Galileo Galilei dan didefinisikan ulang oleh Sir Isaac Newton) mengemukakan mengenai apa yang sekarang kita sebut prinsip relativitas Newton bahwa hukum-nukum mekanika berlaku sama pada semua kerangka acuan inersial.
Hukum gravitasi yang sama dan hukum-hukum gerak yang sama berlaku pada kedua kerangka acuan inersial. Perbedaan antara gambar a dan b adalah pada kerangka acuan tanah, koin memiliki kecepatan awal horizontal (sama dengan kecepatan mobil). Hukum-hukum mekanika acuan mobil, koin tidak memiliki kecepatan awal horizontal, hukum – hukum mekanika memperkirakan bahwa koin akan jatuh bebas menempuh lintasan lurus vertikal. Jadi, hukum mekanika berlaku sama pada kedua kerangka acuan inersial tersebut walaupun lintasan yang ditempuhnya berbeda.

untuk lebih lengkapnya silahkan download link di bawah ini
Makalah Eter dan Materi Bermassa

Komentar

Posting Komentar