BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian merupakan suatu bentuk kegiatan
ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan atau kebenaran. Ada dua teori kebenaran
pengetahuan, yaitu teori koherensi dan korespondensi. Teori koherensi
beranggapan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar apabila sesuai dan tidak
bertentangan dengan pernyataan sebelumnya. Aturan yang dipakai adalah logika
berpikir atau berpikir logis. Sementara itu teori korenspondensi berasumsi
bahwa sebuah pernyataan dipandang benar apabila sesuai dengan kenyataan (fakta
atau realita).
Untuk menemukan kebenaran yang logis dan
didukung oleh fakta, maka harus dilakukan penelitian terlebih dahulu. Inilah
hakikat penelitian sebagai kegiatan ilmiah atau sebagai proses the
acquisition of knowledge. Dalam perkembangannya, terdapat berragam
pendekatan, jenis serta metode penelitian sesuai dengan paradigma keilmuan
serta realitas gejala yang hendak diungkap. Untuk dapat memilih pendekatan
dan/atau metode yang tepat, seseorang dituntut memahami substansi
keilmuan/bidang kajian dan metodologi penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa makna dari penelitian pendidikan?
2.
Sebutkan karekteristik apa saja yang ada pada penelitian ?
3.
Jelaskan jenis-jenis penelitian ditinjau dari sifat-sifat masalahnya !
1.3 Tujuan
1.
Memahami pengertian dari penelitian pendidikan
2.
Mampu menjelaskan jenis-jenis penelitian
3.
Mengetahui beberapa karakteristik penelitian pendidikan
BAB II
ISI
2.1
Pengertian
Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki
nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan
logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk
mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Banyak definisi tentang
penelitian tergantung sudut pandang masing-masing.
Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya
mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung
oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan
secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik
kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu. Pengertian
tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis dalam
upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang
mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang
dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak dalam
langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis,
penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi
dikatakan empiris jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan
sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir
rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang
didasari oleh fakta/ realita.
Berdasarkan
pengertian di atas, maka penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai proses
yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to discover knowledge) dan
pemecahan masalah (problem solving) pendidikan melalui metode ilmiah,
baik dalam pengumpulan maupun analisis datanya, serta membuat rumusan
generalisasi berdasarkan penafsiran data tersebut. Yang dimaksud dengan metode
ilmiah di sini adalah metode yang menggunakan prinsip-prinsip science,
yaitu sistematis, empiris dan objektif.
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah,
penelitian harus mengandung unsur keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang
dilaksanakan secara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada
karakeristik keilmuan yaitu:
1.
Rasional:
penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh
penalaran manusia.
2.
Empiris:
menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan menggunakan
panca indera manusia.
3.
Sistematis:
menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak
menggunakan penalaran logis, tetapi menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba,
spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat digunakan untuk pengembangan suatu
profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu penelitian dikatakan baik (dalam arti
ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang telah ditentukan serta dilaksanakan
dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara kebetulan. Dalam keseharian sering
ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai penelitian antara
lain:
1.
Penelitian
bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi.
2.
Penelitian
bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain.
Untuk
memecahkan masalah dapat juga dilakukan Pendekatan non-ilmiah, yaitu menggunakan
cara-cara :
a) dogmatis,
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan tertentu;
b) intuitif,
berdasarkan pengetahuan yang diperoleh secara tidak disadari atau tidak
dipikirkan terlebh dahulu;
c) spekulatif,
coba-coba, atau trial and error, cara terkaan, untung-untungan, yang
temuannya bersifat kebetulan; dan
d) otoritas
ilmiah, yaitu berdasarkan pendapat atau pemikiran logis para ahli dalam bidang
tertentu.
2.2 Karakteristik
Penelitian
1)
Penelitian merupakan Proses yang Sistematik
Hal
ini dapat dilihat dari keteraturan, keruntunan dan keterkaitan antara komponen
yang satu dengan yang lainnya. Keteraturan seperti dalam penemuan masalah,
penyusunan rancangan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan
penafsiran data.
2)
Penelitian Bersifat Logis
Dalam
penelitian dituntut prosedur pembuatan kesimpulan yang cermat. Untuk itu diperlukan
kemampuan logika yang memadai.
3)
Penelitian Bersifat Empirik
Penelitian
harus didasarkan kepada data (fenomena atau peristiwa) empirik, yang dapat
diamati (observeable).
4)
Penelitian Bersifat Reduktif
Untuk
mengambil generalisasi, dalam penelitian perlu dilakukan reduksi ciri-ciri
khusus dari fakta atau hal-hal yang bersifat individual menjadi yang bersifat
umum. Reduksi diartikan juga sebagai proses menterjemahkan kenyataan ke dalam
konsep.
5)
Penelitian Bersifat Replikatif (dapat diulangi) dan Transmitable (dapat
dialihkan) Hasil penelitian, pada umumnya dicatat
secara lengkap, baik masalah, prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu,
penelitian dapat dikaji ulang, baik oleh peneliti yang sama maupun oleh
peneliti yang lain.
6)
Penelitian Bersifat Objetif
Maksudnya
adalah bahwa peneliti harus berusaha menghilangkan pengaruh subjektif
(prasangka, atau emosi pribadi) dalam mengambil kesimpulan atau generalisasi.
1.3 Jenis-Jenis
Penelitian
Berdasarkan
sifat-sifat masalahnya, rancangan penelitian dibagi menjadi : (Dirjen Pendidikan Tinggi)
a.
Penelitian histories
b.
Penelitian deskriptif
c.
Penelitian perkembangan
d.
Penelitian kasus dan
penelitian lapangan
e.
Penelitian korelasional
f.
Penelitian kausal
komparatif
g.
Penelitian
eksperimental sungguhan
h.
Penelitian ekperimental
semu
i.
Penelitian tindakan
Sumber
:Narbuko, C dan Abu, A. , th. 2007
a. Penelitian
Historis (Historical Research)
Penelitian
histories adalah penelitian yang mengaplikasikan metode pemecahan ilmiah dari
perspektif histories suatu masalah. Dapat diartikan juga sebagai proes
pengumpulan dan penafsiran data (berupa benda, peristiwa, atau tulisan) yang
timbul di masa lampau, untuk menemukan generalisasi yang berguna untuk memahami
kenyataan-kenyataan sejarah masa lampau, situasi sekarang, dan meramalkan
perkembangan situasi yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti untuk
menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan atau generalisasi yang kuat.
Penelitian ini mempunyai ciri-ciri
tertentu, diantaranya sebagai berikut:
a.
Data
yang dikumpulkan tidak hanya primer (yang diperoleh dari sumber primer, yaitu
hasil observasi, atau wawancara peneliti sendiri) tetapi juga sekunder
(diperoleh dari sumber sekunder, yaitu hasil observasi orang lain).
b.
Untuk
menentukan bobot data, dilakukan dua macam kritik, yaitu (1) eksternal:
meneliti keaslian atau authenticity data, dan (2) internal: meneliti keakuratan
atau kebenaran data. Kritik internal ini menguji motif, kejujuran dan
keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan, mengurangi,atau
memalsukan data.
Contoh
: Penelitian mengenai rusaknya candi sewu di Prambanan
b. Penelitian
Deskriptif
Penelitian
deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada
saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu
keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan
perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Dalam
penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang
waktu, dan ada yang bersifat cross sectional
atau dalam potongan waktu. Penelitian longitudinal dalam perkembangan kemampuan
berbahasa, meneliti perkembangan tersebut dimulai dari masa bayi sampai dengan adolesen. Dalam
penelitian cross sectional, meneliti perkembangan kemampuan berbahasa
pada masing-masing tahap umpamanya masa:
bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja, dan adolesen dilakukan secara bersamaan.
Penelitian
deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang memusatkan perhatiannya
terhadap masalah-masalah aktual melalui proses pengumpulan, penyusunan atau
pengklasifikasikan, pengolahan, dan penafsiran data.
Ciri-Ciri
penelitian ini yaitu:
a.
Memusatkan
diri pada pemecahan masalah yang aktual, masa sekarang, atau yang sedang
terjadi.
b. Data yang
terkumpul kemudian disusun, dianalisis, dan ditafsirkan.
Jenis-Jenis
penelitian ini
a. Survey
Survey
merupakan cara pengumpulan data atau informasi dari sejumlah unit atau individu
yang cukup besar dalam jangka waktu bersamaan. Masalah atau bidang yang sering
diteliti dengan survey adalah bidang kemasyarakatan (survey sosial),
bidang pendidikan (survey pendidikan), bidang perusahaan (survey
pasaran dan produksi), bidang komunikasi (survey pendapat umum), bidang
politik (survey kepartaian dan pemilihan umum), dan bidang kesehatan (survey
kesehatan). Teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam metode
survey adalah angket dan wawancara.
Contoh : Penelitian mengenai
tingkat kesejahteraan masyarakat di pedesaan, penelitian mengenai kualitas
tingkat pendidikan di pedesaan.
b. Studi Kasus
Penelitian
ini memusatkan perhatiannya pada suatu kasus secara intensif dan mendetail.
Subjek yang diteliti terdiri dari satu unit atau satu kesatuan unit (seorang, satu keluarga, satu daerah, satu
lembaga, satu kelompok, satu peristiwa, dan hal-hal lain yang dipandang sebagai
satu kesatuan). Karena data yang dikumpulkan bersifat multi aspek, maka teknik
pengumpul data yang digunakan bisa beragam, seperti wawancara, observasi, studi
dokumentasi, dan autobiografi (apabila kasusnya seseorang atau sekelompok kecil
orang).
c. Studi Komparatif
Penelitian
diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada
perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian inipun
tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti.
Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara
statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian
komparatif juga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena
menggunakan instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompokkelompok yang dibandingkan
memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.
Penelitian
ini berusaha mengkaji atau memahami gambaran tentang suatu gejala dari gua
kelompok atau dua tempat tertentu. Contohnya membandingkan faktor penyebab
timbulnya kejahatan (kriminalitas) antara satu kota dengan kota lainnya. Teknik
pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah angket,
wawancara, dan studi dokumentasi.
makalahnya sangat membantu...
BalasHapusterimakasih banyak...
oke sama2
Hapus