BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Saat ini kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan semakin cepat. Kita sebagai seorang pendidik, dituntut untuk
semakin kreatif dalam mengembangkan atau menyajikan materi ajar kita kepada
siswa atau peserta didik. Sehingga hasil dari proses yang kita kembangkan
membuat peserta didik kita siap menghadapi tantangan kemajuan ilmu pengetahuan
saat ini. Seperti yang kita tahu, untuk memperoleh pengetahuan itu, tidak harus
mendapatkanya dibangku sekolah saja atau dengan kata lain ilmu dapat kita
peroleh dari mana saja, terutama lewat lingkungan sekitar kita. Oleh karena
itu, pemahaman tersebut harus dapat kita tanamkan pada setiap peserta didik
kita agar pengetahuan yang mereka peroleh tidak hanya sebatas pengetahuan dari
sekolah saja.
Kita sebagai pendidik
juga dapat menanamkan pemahaman kepada peserta didik kita untuk belajar mandiri
dengan maupun tanpa bimbingan dari guru. Peserta didik harus mampu mengembangkan
kemampuan yang diperoleh dari lingkungannya untuk menemukan suatu konsep dalam
pembelajaran. Selain itu peserta didik juga harus terbiasa dengan pemahaman
untuk belajar berlangsung seumur hidup mereka.
Sebenarnya kemampuan
mengeksplor yang ada pada diri peserta didik, telah ada sejak mereka
kanak-kanak. Pada masa kanak-kanak, mereka telah sering menanyakan sesuatu,
sehingga mereka memperoleh kejelasan atau menemukan jawabanya dari apa yang
ingin mereka ketahui. Jadi, sebenarnya potensi untuk
menyelidiki dan menemukan sesuatu telah banyak dimiliki peserta didik sejak
kecil, namun sering terhambat oleh lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang
memadai.
Orang tua sering tidak melayani atau merasa terganggu, takut rusak, rugi
dan sebagainya, apabila anaknya banyak bertanya, mencoba melakukan sesuatu yang
mungkin sampai rusak. Para guru umumnya kurang mengembangkan metode inkuiri ini
sehingga para siswa di sekolah lebih banyak bersifat menerima informasi. Maka
hal ini banyak akan menghambat perkembangan potensi peserta didik.
Pada makalah ini akan dibahas konsep dasar pembelajaran inkuiri,
jenis-jenis pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, sintaks pembelajaran
inkuiri.
1.2 Tujuan
- Dapat memahami Pengertian Inkuiri
- Dapat mengetahui 2 Komponen Model Pembelajaran Inquiry
- Dapat memahami Tingkatan-tingkatan dalam Pembelajaran Inquiry
- Dapat memahami Pembelajaran Berbasis Inquiry
- Mengetahui Keunggulan dan Kelemahan Model Inquiry
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Inkuiri ?
2. Berapa
komponen dari model pembelajaran inkuiri ?
3. Jelaskan
tingkatan-tingkatan dalam pembelajran inkuiri ?
4. Jelaskan
tentang pembelajran berbasis inkuiri ?
5. Sebutkan
keunggulan dan kelemahan model inkuiri ?
BAB
II
ISI
2.1
PENGERTIAN
INQUIRY
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris
”inquiry”
yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap
pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang
dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan
kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan
informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban
atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan
kemampuan berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003).
Joko Sutrisno (David L. Haury dalam
artikelnya, Teaching Science Through
Inquiry :1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak.
“Inkuiri merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk
menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu.
Dengan kata lain, inkuiri berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif
yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin
tahu (Haury, 1993)”.
Inkuiri bukan hanya metode atau pendekatan
pembelajaran, melainkan juga sebuah filosofi belajar. Mahasiswa
atau peserta didik dilatih untuk selalu bertanya kemudian menentukan strategi atau cara
menjawab, menganalisis dan akhirnya memukan jawaban dari pertanyaannya. Model
pembelajaran inkuiri dimulai dengan suatu kejadian yang menimbulkan keingintahuan mahasiswa atau peserta didik. Hal ini perlu dilakukan oleh guru, dosen atau pendidik agar siswa termotivasi dan menimbulkan
keinginannya untuk menyelidiki
data yang ada dan merangkaikan data yang
diperoleh satu
sama lain menurut asumsi yang baru dan mereka akan mengorganisasi
pengetahuannya.
Pendekatan inkuiri memang tidak dapat
dipisahkan dari pendekatan "pemecahan masalah". Untuk menerapkan pendekatan
ini dosen, guru, atau pendidik harus berpikir dan berperilaku yang
memfasilitasi mahasiswa/peserta didik untuk dapat membuat identifikasi apa yang
akan dipelajari. Dosen guru, atau pendidik membantu mahasiswa dalam membuat pertanyaan,
menentukan strategi mengumpulkan informasi dan mengolah informasi. Pendekatan
ini memerlukan dosen, guru, atau pendidik yang kreatif dalam menyusun pembelajaran dan
bekerja dengan rencana yang baik. Ketika mahasiswa belajar, mereka
sudah mempunyai target yang jelas. Pendekatan ini memberikan tantangan yang cukup baik bagi pendidik ataupun peserta
didik. Dosen dan
mahasiswa akhirnya berada dalam perspektif yang sama yaitu menjadi pembelajar.
Bahkan pada situasi tertentu guru dan siswa akan belajar tentang hal yang sama.
Jadi
Metode Inkuiri adalah pelaksanaan belajar mengajar dengan cara siswa mencari
dan menemukan konsep dengan atau bantuan dari guru.
2.2
KOMPONEN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY
Dalam praktiknya aplikasi model
pembelajaran inkuiri ini sangatlah beragam, tergantung pada situasi dan kondisi
sekolah, namun menurut Garton, (2005) bahwa pembelajaran dengan model inkuiri
memiliki 5 komponen yang umum yaitu :
v Question
Pembelajaran
biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin
tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti
yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti
atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa.
v Student Engangement
Dalam
model inquiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan
peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan
jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab
sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang
menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam
melakukan sebuah investigasi.
v Cooperative Interaction
Siswa
diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan
mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi.
Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai
bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
v Performance Evaluation.
Dalam
menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang
dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang
dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster,
karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
v Variety of Resources
Siswa
dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website,
televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
Joice
dan Well (1996) mengungkapkan bahwa terdapat dua model inkuiri, yaitu latihan
inkuiri dan inkuri sains. Sintaks inkuiri sains terdiri atas empat fase, yaitu:
1.
Fase investigasi dan
pengenalan kepada siswa
2.
Pengelompokan masalah oleh
siswa
3.
Identifikasi masalah dalam
penyelidikan
4.
Memberikan kemungkinan
mengatasi kesulitan/masalah
Sintaks latihan inkuiri terdiri atas:
1. Orientasi masalah
2. Pengumpulan data dan verifikasi;
3. Pengumpulan data melalui eksperimen;
4. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5. Analisis proses inkuiri.
Pembelajaran
inkuri dapat dimulai dengan memberikan pertanyaan dan cara bagaimana menjawab
pertanyaan tersebut. Melalui pertanyaan tersebut siswa dilatih melakukan
observasi terbuka, menentukan prediksi dan kemudian menarik kesimpulan.
Kegiatan seperti ini dapat melatih siswa membuka pikirannya sehingga mampu
membuat hubungan antara kejadian, objek atau kondisi dengan kehidupan nyata.
Inkuiri
merupakan salah satu model pembelajaran yang berperan penting dalam membangun
paradigma pembelajaran konstruktivistik yang menekankan pada keaktifan belajar
siswa (DeBoer,1991). Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk menumbuhkan
kemampuan siswa dalam menggunakan keterampilan proses dengan merumuskan
pertanyaan yang mengarah pada kegiatan investigasi, menyusun hipotesis, melakukan
percobaan, mengumpulkan dan mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan
hasil temuannya dalam masyarakat belajar. Kegiatan inkuiri sangat penting
karena dapat mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam proses
pembelajaran. Joyce, et al (2000) menyatakan bahwa inkuiri perlu didesain untuk
membelajarkan proses penelitian yang dapat mempengaruhi cara siswa memproses
informasi dan mengembangkan komitmen terhadap inkuiri ilmiah. inkuiri juga
dapat merangsang pengembangan sikap keterbukaan dan kemampuan untuk mengambil
keputusan dengan cara yang tepat dan semangat kerjasama yang tinggi.
untuk lebih lengkapnya lagi, silahkan download link di bawah ini
Makalah Pendekatan Inkuiri.doc.html
Makalah Pendekatan Inkuiri.doc.html
Komentar
Posting Komentar