KONSEP DASAR-DASAR EVALUASI
(PENGERTIAN, PRINSIP,
FUNGSI DAN TUJUAN)
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu merancang dan melakukan
penilaian yang tepat sesuai indikator pembelajaran yang ingin dicapai.
Kompetensi Dasar :
Menjelaskan konsep-konsep dasar evaluasi
1.
Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari Bahasa
Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran, sedangkan
menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Evaluasi
mengandung pengertian, suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sebelum
membahas tentang evaluasi secara lebih luas dan mendalam, terlebih
dahulu perlu dipahami bahwa dalam praktek seringkali terjadi kekeliruan dalam penggunaan istilah “evaluasi”, “penilaian”
dan “pengukuran”. Kenyataan seperti itu memang dapat dipahami, mengingat bahwa
diantara ketiga istilah tersebut saling berkaitan sehingga sulit untuk dibedakan. Namun dengan uraian berikut ini akan dapat
memperjelas perbedaan dan sekaligus hubungan antara pengukuran, penilaian dan
evaluasi.
Nitko & Brookhart (2007) mendefinisikan evaluasi sebagai
suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya
siswa. Evaluasi menurut Griffin dan Nix (1991) adalah judgment terhadap nilai atau implikasi dari hasil
pengukuran. Menurut definisi ini kegiatan evaluasi selalu didahului dengan
kegiatan pengukuran dan penilaian. Menurut Tyler (1950) evaluasi adalah proses
penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.
Semua
kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi
bagi guru maupun siswa, mereka akan lebih giat belajar, meningkatkan proses
berpikirnya. Dengan evaluasi guru dapat mengetahui prestasi dan kemajuan siswa,
sehingga dapat bertindak yang tepat bila siswa mengalami kesulitan belajar
(Slameto, 2003).
Bagi siswa, evaluasi merupakan
umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong
belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi. Evaluasi terhadap
siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka
capai.
1.1
Pengukuran
Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam bahasa Arabnya adalah muqayasah, dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk “mengukur”
sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas
dasar ukuran tertentu. Misalnya mengukur suhu badan dengan ukuran berupa
thermometer, hasilnya: 360o C, 380o C, 390o C dan seterusnya. Contoh lain:
dari 100 butir yang diajuakan dalam tes, Ahmad
menjawab dengan benar sebanyak 80 butir soal.
Dari contoh tersebut dapat kita dipahami bahwa pengukuran itu sifatnya
kuantitatif. Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu, dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1)
Pengukuran
yang dilakukan untuk menguji sesuatu, misalnya pengukuran yang dilakukan oleh penjahit pakaian
mengenai panjang lengan, panjang kaki, lebar bahu, ukuran pinggan dan
sebagainya.
2)
Pengukuran
yang dilakukan untuk menguji sesuatu, misalnya pengukuran untuk
menguji daya tahan per baja terhadap tekanan berat, pengukuran untuk menguji
daya tahan lampu pijar, dan sebagainya.
3)
Pengukuran
untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu, misalnya mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam
rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk
tes hasil belajar. Pengukuran jenis ketiga inilah yang biasa dikenal dalam
dunia pendidikan.
1.2
Penilaian
Penilaian berarti menilai sesuatu.
Sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu
dengan mendasarkan diri atau berpegang teguh pada ukuran baik atau buruk, sehat
atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya
adalah kualitatif. Dalam contoh di atas tadi, seseorang yang suhu badannya 36°C
termasuk orang yang normal kesehatannya, dengan demikian orang tersebut dapat
ditentukan sehat badannya. Dari 100 butir soal, 80 butir dijawab dengan betul
oleh Ahmad, dengan demikan dapat
ditentukan Ahmad termasuk anak yang pandai.
1.3
Evaluasi
Di atas telah dikemukakan bahwa pengukuran itu adalah bersifat kuantitatif;
hasil pengukuran itu berwujud keterangan yang berupa angka-angka atau
bilangan-bilangan. Adapun evaluasi adalah bersifat kualitatif; evaluasi pada dasarnya adalah merupakan penafsiran
atau interpretasi yang sering bersumber pada data yang bersifat kuantitatif.
Dikatakan sering bersumber pada data yang bersifat kuantitatif, sebab
sebagaimana dikemukakan oleh Prof.Dr, Masroen, M.A (1979), tidak semua
penafsiran itu bersumber dari keterangan-keterangan yang bersifat kuantitatif.
Sebagai contoh dapat dikemukakan disini, misalnya keterangan-keterangan mengenai hal-hal yang disukai siswa,
informasi yang datang dari orang tua siswa, pengalaman-pengalaman masa lalu,
dan lain-lain, yang kesemuanya itu tidak bersifat kuantitaif melainkan
kualitatif.
Lebih lanjut Masroen menegaskan bahwa
penilaian (setidak-tidaknya dalam bidang psikologi dan pendidikan) mempunyai
arti yang lebih luas dibandingkan istilah pengukuran, sebab pengukuran itu sebenarnya hanyalah merupakan
suatu langkah atau tindakan yang kiranya perlu diambil dalam rangka pelaksanaan
evaluasi. Dikatakan “kiranya perlu diambil” sebab tidak semua penilaian itu
harus senantiasa didahului oleh tindakan pengukuran secara lebih nyata. Sebagai
contoh, misalnya untuk dapat menetukan keberhasilan pengajaran pendidikan agama
islam, ada cara lain yang dapat
ditempuh guna mengetahui apakah para siswa telah dapat menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diberikan kepada mereka di sekolah.
Evaluasi
tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri
mereka sendiri (self
assessment) atau evaluasi
diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka sendiri, maupun
terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik
lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Mereka akan merasa malu
jika kelemahan dan kekurangan yang dimiliki diketahui oleh teman mereka
sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri merupakan evaluasi yang mendukung
proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya. Oleh
karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi perlu dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
evaluasi antara lain:
a.
Mengadakan evaluasi
dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.
b.
Memberikan evaluasi
yang obyektif dan adil serta segera meniginformasikan hasil evaluasi
kepada siswa.
c.
Memberi kesempatan
kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.
d.
Memberi kesempatan
kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.
untuk lebih lengkapnya gan..agan-agan sekalian silahkan download link di bawah ini yakk...
halo mba reny, mohon ijin ya, terimakasih
BalasHapushttps://marketing.ruangguru.com/uji