BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu upaya dalam meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas
pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Seperti yang sudah di
ketahui oleh semua khalayak guru bahwa penilaian yang umum dan wajib di ketahui
dan dipahami oleh para pendidik adalah penilaian dari segi kognitif, afektif
dan psikomotor. Ketiga penilaian ini dilakukan dengan berbagai macam teknik.
Penilaian kinerja siswa merupakan
salah satu alternatif penilaian yang difokuskan pada dua aktivitas pokok,
yaitu: Observasi proses saat berlangsungnya unjuk keterampilan dan evaluasi
hasil cipta atau produk. Penilaian bentuk ini dilakukan dengan mengamati saat
siswa melakukan aktivitas di kelas atau menciptakan suatu hasil karya sesuai
dengan tujuan pembelajarannya. Kecakapan yang ditampilkan siswa adalah variabel
yang dinilai. Penilaian terhadap kecakapan siswa didasarkan pada perbandingan
antara kinerja siswa dengan target yang telah ditetapkan. Proses penilaiannya
dilakukan mulai persiapan, melaksanakan tugas sampai den-gan hasil akhir yang
dicapainya. Oleh karena itu penilaian dengan tertulis dan lisan saja tidak
dapatt mewakili secara keseluruhan segala penilaian yang di inginkan apalagi
dengan materi pembahsan yang menuntut siswa agar dapat memecahkan masalah dan
menenukan sikap, bekerja sama dengan teman sekelompoknya dan lain-laiannya.
Maka penilaian kinerja akan menjawab
semua pertanyaan yang belum bisa terjawab pada penilaian secara lisan dan
tulisan, bertitik tolak dalam hal tersebut maka penulis dalam tulisan ini
menguak lebih mendalam mengenai penilaian kinerja, mulai dari pengertiannya,
teknik penilaiannya, kelebihan dan kekurangannya, komponen penilaiannya dan
tujuan penilaiannya langkah –langkah pelaksanaanya hingga pada penerapannya .
BAB
II
PEMBAHASAN
Dalam buku pedoman penilaian
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994: 3), dikemukakan bahwa:"Penilaian adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mem-berikan berbagai informasi
secara berkesinambungan dan menyeluruh ten-tang proses dan hasil belajar yang
telah dicapai siswa"[1][1] Nana Sudjana mengatakan penilaian merupakan
proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu. [2][2] seperti
yang sudah kita ketahui bahwa penilaian terdiri dari tiga ranah yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor, yang masing-masing ranah terdiri dari sejumlah aspek
yang saling berkaitan. Alat dan penilaiannya untuk setiap ranah tersebut
mempunyai karakteristik tersendiri sebab setiap ranah berbeda dalam cakupan dan
hakikat yang terkandung didalamnya.
Tugas-tugas asesmen
kinerja menuntut siswa menggunakan berbagai macam keterampilan, konsep, dan
pengetahuan. Asesmen kinerja tidak dimaksudkan untuk menguji ingatan faktual,
melainkan untuk mengakses penerapan pengetahuan faktual dan konsep-konsep
ilmiah pada suatu masalah atau tugas yang realistik. Asesmen tersebut meminta
siswa untuk menjelaskan “mengapa atau bagaimana” dari suatu konsep atau proses.
Asesmen kinerja merupakan suatu komponen penting dari suatu asesmen autentik.
O’Malley & Pierce (Nur, 2003) menyatakan asesmen
kinerja adalah: Bentuk asesmen dimana siswa menunjukkan atau mendemonstrasikan
suatu respon secara lisan, tertulis, atau menciptakan suatu karya. Respon siswa
tersebut dapat diperoleh guru dalam konteks asesmen formal atau informal atau
dapat diamati selama pengajaran di kelas atau seting di luar pembelajaran.
Meminta siswa untuk “menyelesaikan tugas-tugas kompleks dan nyata dengan
mengerahkan pengetahuan awal, pembelajaran yang baru diperoleh, dan
keterampilan-keterampilan yang relevan untuk memecahkan masalah realistik atau
autentik” Memungkian siswa menggunakan bahan-bahan atau melakukan kegiatan hands-on
dalam mencapai pemecahan masalah. Contohnya adalah laporan-laporan lisan,
contoh-contoh tulisan, proyek individual atau kelompok, pameran, atau
demonstrasi.
Hibbard (1995) menyatakan asesmen kinerja merupakan:
Suatu realistik yang terkait dengan tujuan pendidikan sains Komponen utama
program pendidikan bertujuan: (1) menanamkan konsep dan informasi; (2)
mengembangkan proses ilmiah, seperti eksperimen, membuat keputusan, membangun
model, dan penemuan mesin; (3) mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
yang melibatkan ilmu pasti dan informasi untuk mendukung metode ilmiah; (4)
mengembangkan keterampilan komunikasi untuk membantu siswa menanamkan hal-hal
lain secara efektif apa yang mereka telah pelajari atau apa yang menjadi saran
mereka sebagai solusi masalah; (5) menanamkan kebiasaan bekerja dengan baik,
seperti bertanggungjawab secara individu,keterampilan bekerja sama, tekun,
memperhatikan keakuratan dan kualitas, jujur, memperhatikan keamanan, dan
rapi. Suatu sistem untuk menilai proses
dan produk.
Asesmen kinerja merupakan suatu sistem untuk menilai
kualitas penyelesaian tugastugas yang diberikan siswa. Tugas-tugas kinerja
seperti: (1) pentingnya aplikasi konsep sains dan mendukung informasi; (2)
pentingnya kebiasaan bekerja mengkaji atau mencari secara ilmiah; (3)
demonstrasi melek sains. Adapun komponen sistem asesmen kinerja termasuk: (1)
tugas-tugas yang menanyakan siswa untuk menggunakan dan proses mereka yang
telah dipelajari; (2) cheklist untuk mengidentifikasi elemen kinerja atau hasil
pakerjaan; (3) Rubrik (perangkat yang mendeskripsikan proses dan atau kesatuan
penilaian kualitas) berdasarkan skor total; (4) contoh-contoh terbaik sebagai
model kerja yang akan dikerjakan.
Penilaian kerja ialah penilaian
kerja yang dilandaskan pada pengamatan selama proses peragaan kemampuan atau
pada evaluasi penciptaan produk yang dihasilkan.[3][3] Dalam
pedoman penilaian di SD/MI, dinyatakan bahwa tes kinerja adalah tes yang
penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan proses
penilaiannya dilakukan sejak siswa melakukan persiapan, me-laksanakan tugas
sampai dengan hasil akhir (Depdikbud, 1994: 8). Penilaian kerja ialah penilaian
kerja yang dilandaskan pada pengamatan selama proses peragaan kemampuan atau
pada evaluasi penciptaan produk yang dihasilkan. Penilaian kinerja pada
prinsipnya lebih di tekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti:
praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran,
memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dan lain-lain. Cara
penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang
dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.[4][4]
Bersdasarkan cara melaksanakannya penilaian kinerja siswa dapat di kelompokkan
menjadi tiga yaitu:
1. Asesmen
kinerja klasikan digunakan untuk mengases kinerja siswa secara keseluruhan
2. Asesmen
kinerja kelompok untuk mengakses kinerja siswa secara berkelompok
3. Asesmen
kinerja individu untuk mengangses kinerja siswa individu.
Disamping itu pada penilaian terdapat
prinsip-prisipnya yang meliputi; validitas, reliabilitas, menyeluruh,
berkesinambungan, obyektif dan mendidik. Ranah penilaian dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) merupakan penjabaran dari standar isi dan standar
kompetensi lulusan. Didalamnya memuat kompetensi secara utuh yang merefleksikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai karakteristik masing-masing materi
pelajaran.
Adapun hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam
penilaian kinerja ialah :
ý Langkah-langkah
kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari
suatu kompetensi
ý Kelengkapan
dan ketetapan aspek yang akan di nilai dalam kinerja tersebut
ý Kemampuan
–kemampuan khusus yang di perlukan untuk menyelesaikan tugas
ý Upayakan
kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati
ý Kemampuan
yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.
Standar
diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang
seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar
tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan
pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria performance pada
proses atau hasil yang diharapkan. Rubrik terdiri atas gradasi mutu kinerja
siswa mulai dari kinerja yang paling buruk hingga kinerja yang paling baik
disertai dengan skor untuk setiap gradasi mutu tersebut. Dengan mengacu pada
rubrik inilah guru memberikan nilai terhadap kinerja siswa.
Ada 7
kriteria Untuk mengevaluasi apakah penilaian kinerja (Performance Assessment) berkualitas atau tidak.
1. Generability:
apakah kinerja siswa dalam melakukan tugas yang diberikan sudah memadai untuk
digeneralisasikan kepada tugas lain.
2. Authenticity:
apakah tugas yg diberikan sudah serupa dengan apa yang sering dihadapi dalam
praktek kehidupan sehari-hari.
3. Multiple
foci: apakah tugas yg diberikan kepada siswa sudah mengukur lebih dari satu
kemampuan yang diinginkan
4. Teachability:
tugas yg diberikan merupakan tugas yg hasilnya makin baik karena adanya usaha
mengajar guru di kelas?
5. Fairness:
apakah tugas yg diberikan sudah adil untuk semua siswa.
6. Feasibility:
apakah tugas yg diberikan relevan utk dapat dilaksanakan (faktor biaya, tempat,
waktu atau alat)
7. Scorability:
apakah tugas yg diberikan dapat diskor dengan akurat dan reliable ?
Penilaian kinerja memiliki kekuatan dibandingkan
dengan penilaian tradisional. Tes tradisional digunakan untuk menjamin bahwa
siswa telah cukup memiliki informasi akurat untuk menggunakan asesmen kinerja.
Dilain pihak, asesmen kinerja digunakan sebagai strategi untuk mengaktifkan
siswa dalam pembelajaran. Asesmen kinerja merupakan salah satu penilaian dimana
guru mengamati dan membuat pertimbangan tentang demonstrasi siswa dalam hal
kecakapan dan kompetensi dalam hal menghasilkan suatu produk. Untuk mengukur
kinerja siswa, dapat digunakan daftar cek (ceklist), skala penilaian (Rating–
scale), dan rubrik.
A. Kelebihan
Dan Kekurangan Penilain Kinerja
Semua jenis
penilaian mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing namun tergantung guru
yang melaksanakan evaluasi, karena jenis evaluasi yang di terapkan sangat
tergantung pada kondisi dan tujuan pembelajaran.namun berikut ini beberapa
kelebihan dalam penilaian kelas;
a. Dapat
memecahkan masalah
b.
Dapat menilai pengetahuan, sikap,dan
keterampilan siswa
c.
Dapat mendemontrasikan suatu proses
d.
Proses yang didemontrasikan dapat di
observasi langsung
e.
Penalaran
f.
Lugas (fleksibel)
g.
Komunikasi dalam bentuk lisan dan
tulisan
h.
Memberi motivasi yang besar bagi
siswa
i.
Mendorong aplikasi pembelajaran pada
situasi kehidupan yang nyata.
Disamping itu terdapat beberapa
kekurangan pada proses penilaian ini yaitu :
a.
Sangat menuntut waktu dan usaha
b.
Pertimbangan (jugment) dan penskoran
yang sifattnya lebih subjektif
c.
Lebih membebani guru
d.
Mempunyai reabilitas yang cukup
rendah
B. Komponen
Penilaian & Tujuan Penilaian
Semua
penilaian mempunyai lima komponen utama yaitu ; instrumen penilaian, tanggapan
terhadap tugas, penafsiran tanggapan yang diberikan siswa, pemberian skor atau
skala penafsiran tanggapan siswa dan pencatatan hasil laporan. Disamping itu penilaian bertujuan
untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan
perkembangan kemajuan siswa, mengdiagnosis kesulitan belajar siswa, mengetahui
hasil pembelajaran, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong siswa belajar
dan umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih baik lagi.
Penilaian terhadap kinerja siswa setidaknya
memiliki tiga sifat, yaitu: kriteria ganda (multiple criteria), standar
kualitas yang telah dispesifikasi (prespektified quality stan-dards) dan
penaksiran penilaian (judgmental appraisal). Dalam penilaian terhadap kinerja
siswa, target pencapaian hasil bela-jar yang dapat diraih meliputi aspek-aspek
berikut ini: 1) Knowledge; 2) Rea-soning; aplikasi pengetahuan dalam berbagai
konteks pemecahan masalah; 3) Skill; kecakapan dalam berbagai jenis
keterampilan komunikasi, visual, karya seni, dan lain-lain; 4) Product; dan 5)
Affect; berhubungan dengan perasaan, sikap, nilai, minat, motivasi. Diantara
kelima target tersebut, penilaian kinerja siswa sangat efektif untuk menilai
pencapaian target dari reasoning, skill dan karya cipta. Untuk dapat melakukan
penilaian terhadap keterampilan (skill) dan karya cipta siswa diperlukan alat
ukur terhadap kinerja siswa yang disebut dengan tes kinerja.
untuk lebih lengkapnya fren,,silahkan kalian klik link di bawah ini.....semoga bermanfaat.
thx...
BalasHapussip,,u'r welcome
Hapus