Analisis Konsep
. Konsep merupakan dasar bagi
proses-proses mental yang lebih tinggi merumuskan prinsip-prinsip dan
generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus
mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan ini didasarkan pada
konsep-konsep yang diperolehnya.
Analisis adalah proses mengurai konsep ke
dalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur
logisnya menjadi jelas. Konsep yang bisa dianalisis atau didefinisikan
adalah konsep yang kompleks, seperti kata “kuda”. Kuda disebut kompleks karena
terdiri dari beberapa unsur properties, misalnya, kepala, badan, kaki dan
lain-lain serta unsur sifat, misalnya, meringkik. Kalau konsepnya sederhana,
maka tidak bisa diurai ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Tentang
konsep yang dianalisis harus kompleks supaya bisa didefinisikan.
Ketika kita menganalisis suatu konsep atau
kata yang kita lakukan adalah: (1) menguraikan unsur-unsurnya; dan (2) melihat
hubungan unsur-unsur itu. Apa hubungan analisis dan definisi? Ketika melakukan
analisis kita juga membuat definisi. Analisis adalah satu cara membuat definisi
yang menuntut pemikiran filosofis. Cara lain membuat definisi adalah dengan
melihat kamus atau definisi leksikal. Kita bisa juga membuat definisi dengan
cara menunjuk, memperlihatkan atau mendemonstrasikan sesuatu yang kita
definisikan dengan menunjuk pakai telunjuk ke objeknya, misalnya disebut definisi
ostensif. Kemudian ada definisi dalam penggunaan atau dapat menggunakan
kata dalam bahasa yang benar..
Analisis konsep merupakan suatu prosedur
yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan
pengajaran bagi pencapaian konsep. Teknik-teknik semacam ini telah dikembangkan
oleh Klausmeier, Ghatala, dan Frayer (1974), dan oleh Markle dan Tiemann
(1970), dan oleh beberapa orang lainnya. Walaupun prosedur-prosedur itu
mempunyai beberapa perbedaan, beberapa langkah dimiliki oleh semua prosedur
itu.
Untuk melakukan analisis konsep, guru
hendaknya memperhatikan hal-hal dibawah ini ;
a. Nama Konsep
Orang dapat membentuk
konsep-konsep tanpa memberi nama pada konsep-konsep itu, terutama pada tingkat
konkret dan tingkat identitas. Anak-anak yang masih kecil menyusun kata-kata
mereka sendiri untuk menyajikan konsep-konsep yang mereka bentuk. Tetapi,
sesudah mereka masuk sekolah, mereka diberi pelajaran tentang nama-nama konsep
yang telah diterima secara luas. Dengan menyetujui nama untuk suatu konsep
orang dapat berkomunikasi tentang konsep itu.
b. Atribut-atribut Kritis dan Atribut-atribut Variabel dari Konsep
Atribut-atribut kritis dari suatu konsep
adalah ciri-ciri konsep yang perlu untuk membedakan contoh-contoh dan
noncontoh-noncontoh, dan untuk menentukan apakah suatu objek baru merupakan
suatu contoh dari konsep. Walaupun semua atribut-atribut dari suatu konsep
tidak diajarkan pada setiap tingkat pencapaian, guru hendaknya menyadari hal
ini untuk memastikan, bahwa contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh selalu
dibedakan.
Atribut-atribut variabel
konsep ialah ciri-ciri yang mungkin berbeda diantara contoh-contoh tanpa
mempengaruhi inklusi dalam kategori konsep itu. Guru dapat mengubah-ubah atribut-atribut ini dalam
contoh-contoh yang digunakan dalam mengajar.
c. Definisi Konsep
Walaupun para siswa tidak
diharapkan untuk belajar definisi formal dari suatu konsep, analisis konsep
harus memasukkan definisi, sekalipun anak-anak pada tingkat konkret dan tingkat identitas pada umumnya tidak
diharapkan untuk dapat mendefinisikan konsep. Pada tingkat klasifikatori siswa
mungkin dapat menyebutkan sebagian dari atribut-atribut, tetapi tidak semuanya,
dan pada umumnya hanya yang mencolok (predominant). Pada tingkat formal
siswa dapat belajar konsep melalui definisi yang diberikan. Kemampuan untuk
menyatakan suatu definisi dari suatu konsep dapat digunakan sebagai suatu
kriteria bahwa siswa telah belajar konsep itu.
d. Contoh-contoh dan Noncontoh-noncontoh dari
Konsep
Dengan membuat daftar dari
atribut-atribut dari suatu konsep, pengembangan konsep-konsep dan
nonkonsep-nonkonsep dapat diperlancar. Klausmeier, Rosmiller, dan Sally (dalam
Rosser,1985) menyarankan agar paling sedikit harus dikembangkan satu himpunan
rasional tentang contoh-contoh.
e. Hubungan Konsep dengan Konsep-konsep Lain
Hubungan konsep dengan konsep-konsep
lain : superordinat, koordinat, dan subordinat. Untuk sebagian besar
konsep-konsep, kita dapat mengembangkan suatu hierarki dari konsep-konsep yang
berhubungan yang memperlihatkan bagaimana suatu konsep terkait pada
konsep-konsep yang lain. Pembentukan suatu hierarki dapat menolong dalam
mengajar. Jika siswa telah mencapai suatu konsep superordinat; pelajaran dapat
terdiri atas penambahan atribut-atribut kriteria bagi konsep yang akan
dipelajari. Definisi 2 dalam analisis konsep merupakan suatu contoh dari
prosedur ini; dianggap bahwa siswa telah mengetahui definisi poligon. Jika
siswa belum mempelajari konsep-konsep superordinat, suatu definisi yang
memberikan atribut-atribut kriteria akan lebih baik. Agar bermakna, setiap
atribut hendaknya didefinisikan.
Konsep-konsep koordinat
memberikan informasi tentang konsep-konsep yang berhubungan yang perlu
dibedakan, apakah sebelum atau sesudah konsep itu dipelajari.
Guru-guru mungkin tidak
melakukan analisis formal untuk setiap konsep yang diajarkannya, walaupun
dianjurkan untuk melakukannya. Beberapa analisis konsep-konsep diperlukan untuk
dapat memusatkan dan merencanakan pelajaran. Bila tujuan pelajaran ialah agar
para siswa dapat membedakan contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh, analisis
konsep akan menyediakan gambaran-gambaran. Bila tujuan pelajaran ialah untuk
dapat mendaftarkan atribut-atribut kriteria, kriteria ini terdapat dalam
analisis. Dengan memberikan konsep-konsep yang berhubungan, seperti dalam
hierarki, dapat memperlancar pengajaran yang akan datang maupun pengajaran yang
sekarang.
No
|
Konsep
|
Atribut
|
Posisi
|
Contoh
|
Non
contoh
|
|||||
Label
|
Jenis
|
Defenisi
|
Kritis
|
Variabel
|
Super
ordinat
|
Koor-dinat
|
Sub
ordinat
|
|||
1
|
Temperatur
|
Abstrak
|
Derajat panas
dingin-nya suatu benda
|
Kalor,
pemu-aian
|
Kerja
|
Energi, kalor
|
Volu-me,
tekan-an
|
Kecepatan
partikel
|
Suhu tubuh
|
Peruba-han
wujud
|
Contoh menganalisis konsep dalam konsep-konsep fisika :
Topik : Suhu
dan Kalor
Jenjang : SMA
Kelas/Semester : X
/ Satu
Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam
Menganalisis Konsep
1. Konsep yang hadir tanpa masalah
Konsep yang
hadir tanpa masalah merupakan konsep dengan kejadian yang jelas. Artinya konsep
tersebut memiliki atribut yang jelas, contoh dan non contoh yang mudah dipahami
dan adanya kejelasan relefansi dengan konsep yang lain.
2. Konsep
dengan kejadian yang tidak jelas
Berbagai kesulitan muncul ketika
kita menganalisis konsep ynag kejadiannya tidak jelas. Misalnya, atom, alam
semesta dan tahun cahaya. Kesulitan dihadapi ketika akan nenentukan contoh dan
non contoh (contoh dan non contohnya tidak jelas).
Tujuan utama analisa konsep adalah untuk menetahui
permasalahan yang dihadapi siswa dalam memahami suatu konsep dan menentukan
strategi pembelajaran yang sesuai untuk pengajaran konsep tersebut. Hal ini
berarti bahwa ketika seorang guru akan mengajarkan konsep dengan kejadian yang
tidak jelas maka ia harus mengetahui letak permasalahan yang ditimbulkan
misalnya, tidak jelasnya contoh dan non contohnya. Dalam menganalisis konsep
dengan kejadian yang tidak jelas, perlu diperhatikan adanya ilustrasi yang
dapat menggambarkan kejadian dan dapat menjadi pengganti contoh dan non contoh
dari konsep tersebut.
3. Konsep dengan atribut kritis yang tidak jelas
ada banyak konsep yang mempunyai
kejadian yang jelas tetapi tidak memiliki
atribut kritis yang jelas. Misalnya Unsur dan campuran.
4. Contoh yang memerlukan prinsip
5. Konsep dengan penyajian simbolis
Lambang fisika merupakan
konsep dengan penyajian simbolis. Masalah yang dapat digambarkan dari konsep seperti itu misalnya
apakah pemahaman siswa hanya sekedar pemahaman kata ataumenerima contoh dan non
contoh.
6. Konsep
yang menyebutkan proses
Penyulingan,
peleburan, dan elektrolisis merupakan contoh konsep yang disertai proses
7. Konsep yang menyebutkan
atribut dan kekayaan
konsep yang
seperti misalnya massa., berat beban, muatan elektrit, dan
frekuensi.
8. Konsep yang menguraikan atribut
massa merupakan contoh konsep
tersebut. Sebagai contoh ton, kiligram dan gram merupakan ukuran berat/ massa.
Seseorang akan berasumsi bahwa siswa memahami konsep jika ia mengetahui
defenisi dan ukurannya. Bagaimanapun sebagian dari konsep ini sulit untuk
diphami dan suatu analisa konsep menggambarakan apa yang harus dipahami oleh
siswa tersebut
info untuk try out gratis
BalasHapusdi link ini : try out un gratis online sd smp sma
bagus artikelnya kak, kunjung balik ya kak,
BalasHapusazzahra tempat berbagi makalah geratis