Makalah Literasi Sains


Literasi Sains
Secara harfiah literasi berasal dari “Literacy” (dari bahasa inggris) yang berarti melek huruf atau gerakan pemberantasan buta huruf. Kata sains berasal dari “Science” (dari bahasa inggris) yang berarti ilmu pengetahuan. Salah satu indikator keberhasilan siswa menguasai berpikir logis, berpikir kreatif, dan teknologi dapat dilihat dari penguasaan Literasi Sains siswa dari Program PISA.
PISA (Programme for International Student Assesment) mendefinisikan literasi sains sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka mengerti serta membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang terjadi pada alam sebagai akibat manusia (Witte, 2003). Literasi sains atau scientific literacy didefinisikan PISA sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan alam. Literasi sains dianggap suatu hasil belajar kunci dalam pendidikan pada usia 15 tahun bagi semua siswa, apakah meneruskan mempelajari sains atau tidak setelah itu. Berpikir ilmiah merupakan tuntutan warganegara, bukan hanya ilmuwan. Keinklusifan literasi sains sebagai suatu kompetensi umum bagi kehidupan merefleksikan kecenderungan yang berkembang pada pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan teknologis
Komponen dan Aspek-aspek dalam Literasi Sain
Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan (Rustaman et al., 2004). PISA (2000) menetapkan lima komponen proses sains dalam penilaian literasi sains,yaitu:
a. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains.
b. Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti itu.   
c. Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau seharusnya mendasari kesimpulan itu.    
d. Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang tersedia.
e. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains, yakni kemampuan menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang berbeda dari apa yang telah dipelajarinya.
Pengukuran Literacy Science
PISA menetapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains. Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengi-denifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan. Termasuk di dalamnya mengenal jenis pertanyaan yang dapat dan tidak dapat dijawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan dalam suatu penyelidikan sains, serta mengenal kesimpulan yang sesuai dengan bukti             yang     ada.                 
Pendekatan Keterampilan Proses
·        Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)
Suatu prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran ialah belajar melalui proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar yang bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya. Hal ini berarti bahwa peranan pendekatan belajar mengajar sangat penting dalam kaitannnya dengan keberhasilan belajar. Kurikulum 2004 telah menegaskan bahwa penerapan pendekatan dalam proses belajar mengajar diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam diri siswa supaya mampu menemukan dan mengelola perolehannya. Pendekatan ini disebut pendekatan proses. Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan ini mengacu kepada siswa agar belajar berorientasi pada belajar bagaimana belajar.
Beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar yaitu :
a.    Perkembangan ilmu pengetahuan yang berlangsung begitu cepat sehingga tidak mungkin lagi seorang guru memberikan semua fakta dan konsep kepada siswa.
b.    Pada prinsipnya anak mempunyai motivasi dari dalam dirinya sendiri untuk belajar. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu.
c.    Semua konsep yang telah ditemukan melalui penyelidikan ilmiah tidak bersifat mutlak sehingga masih terbuka untuk dipertanyakan, dipersoalkan dan diperbaiki.
d.    Adanya sikap dan nilai-nilai yang perlu dikembangkan.
(Conny Semiawan, 1992: 14)
·        Rincian Keterampilan Proses
Keterampilan proses dasar merupakan suatu fondasi untuk melatih keterampilan proses terpadu yang lebih kompleks. Seluruh keterampilan proses ini diperlukan pada saat berupaya untuk mencatatkan masalah ilmiah. Keterampilan proses terpadu khususnya diperlukan saat melakukan eksperimen untuk memecahkan masalah.
1.      Pengamatan
Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar.Keterampilan   menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar. Apabila siswa mendapatkan kemampuan melakukan pengamatan  dengan menggunakan beberapa indera, maka kesadaran dan kepekaan mereka terhadap segala hal disekitarnya akan berkembang, pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut  pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Melatih keterampilan pengamatan termasuk melatih siswa mengidentifikasi indera mana yang tepat digunakan untuk melakukan pengamatan suatu objek.

2.      Klasifikasi  
Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau pengelompokkan atas objek-objek atau kejadian-kejadian. Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila siswa telah dapat melakukan dua keterampilan berikut ini.
a.       Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari   sekelompok objek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi.
b.      Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek
Klasifikasi berguna untuk melatih siswa menunjukkan persamaan, perbedaan dan hubungan timbal baliknya.


3.      Inferensi
Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan  teori belajar konstruktivisme, sehingga siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya.

4.      Prediksi
Prediksi adalah ramalan tentang kejadian yang dapat diamati diwaktu yang akan datang. Prediksi didasarkan pada observasi yang cermat  dan inferensi tentang hubungan antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Perbedaan inferensi dan prediksi yaitu : Inferensi harus didukung oleh fakta hasil observasi, sedangkan prediksi dilakukan dengan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian berdasarkan data pada saat pengamatan dilakukan.

5.      Komunikasi
Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan.  Dalam tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel, gambar, poster dan sebagainya. Keterampilan berkomunikasi ini sebaiknya selalu dicoba di kelas, agar siswa terbiasa mengemukakan pendapat dan berani tampil di depan umum.

6.      Identifikasi Variabel
Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu.  Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu.  Besaran kuantitatif  adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan suhu diukur dalam derajat Celcius. Keterampilan identifikasi variabel dapat diukur berdasarkan tiga tujuan
pembelajaran berikut.
a.       Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi suatu eksperimen.
b.      Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi suatu eksperimen.
c.       Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan tertulis atau deskripsi suatu eksperimen.

Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu variabel manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol.
         Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi.
         Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan manipulasi.
         Variabel kontrol  adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidak berpengaruh terhadap variabel respon.

7.      Definisi Variabel Secara Operasional
Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan komponen  keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu harus sering di ulang-ulang.

8.      Hipotesis
Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terdapat  variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat dirumuskan secara  induktif  dan secara  deduktif.  Perumusan secara induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.

9.      Interpretasi Data
Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan  mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang sudah dianalisis baru diiterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan.

10.  Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba. Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep didalam GBPP, kecuali untuk melatih khusus siswa-siswa dalam kelompok tertentu. Contohnya Kelompok Ilmiah Remaja.

1.      Implikasi Keterampilan Proses dalam Proses Pembelajaran
Adapun implikasi yang timbul dari diterapkannya pendekatan keterampilan proses dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah (bagi siswa) :
a)             Memperoleh pengalaman melalui keterampilan proses sains seperti identifikasi, seleksi, dan pemecahan masalah nyata secara bermakna dan relevan dengan masalah-masalah yang ditemuinya.
b)         Mempelajari dan memperdalam konsep-konsep dasar dengan bermakna
c)         Memanipulasikan informasi yang diperoleh
d)         Mengembangkan keterampilan berpikir tinggi
e)         Mengembangkan metodologi dengan menggunakan perangkat penelitian
f) Menumbuhkan minat dan kepercayaan diri melalui Problem Solving
g)         Mempelajari bagaimana ilmu pengetahuan itu tumbuh dan diciptakan.
Sedangkan sikap guru seharusnya :
a)         Memfasilitasi minat siswa seluas mungkin
b)        Mengembangkan sistem kurikulum terpadu/interdisipliner
c)         Meresapkan keterampilan berpikir tinggi ke dalam kurikulum
d)        Menumbuhkan jiwa sosialisasi dan organisasi melalui pembentukan group-group kecil yang mandiri
e)         Menanamkan pemahaman akan keterkaitan antara berbagai disiplin ilmu, teknologi, dan sosial kemasyarakatan dengan memfokuskan perhatian pada masalah-masalah nyata dan relevan dengan masalah yang ditemuinya.
f)          Melibatkan siswa secara aktif selama belajar-mengajarnya.
g)         Memberi kredit kepada pertanyaan siswa
h)         Memberi kesempatan siswa untuk memilih dan menetapkan berbagai metodologi penelitiannya selama belajarnya.
i)           Memupuk keterampilan seperti proses, sosial, kepemimpinan, tanggung jawab, pengambilan keputusan, dan komunikasi.
2.      Peran Guru dan Siswa dalam Pendekatan Keterampilan Proses
Adapun peran guru dalam pendekatan keterampilan proses diantaranya
1.      Memfasilitasi kemungkinan pilihan area/bidang studi/kajian
2.      Menciptakan iklim yang mendukung
3.      Menciptakan situasi yang dapat memudahkan munculnya pertanyaan
4.      Menciptakan dan mengarahkan kegiatan brainstrorming
5.      Melakukan Record Keeping
6.      Menumbuhkan dan mempertahankan situasi dan kondisi lingkungan yang dihasilkan atas dasar interest siswa (Non-Judgmental)
7.      Membantu dalam pengelompokan dan penjelasan permasalahan yang muncul.
8.      Menyediakan petunjuk tentang keamanan dan waktu bekerja, dan sumber yang dapat digunakan.
9.      Mengajukan pertanyaan untuk membantu memperjelas observasi siswa, membantu memperjelas arah dan logika berpikir siswa.
10.  Menciptakan situasi yang menantang bagi siswa untuk berpikir
11.  Membantu siswa mengaitkan pengalaman yang sedang dikembangkan dengan ide/pendapat/gagasan siswa tersebut.
12.  Menyediakan daftar ketentuan penggunaan alat dan teknik yang baru
13.  Membantu mengembangkan metode pengumpulan data, pencatatan, interpretasi, penayangan, dan penggunaan dari teknologi yang masih dianggap kompleks oleh siswa.
14.  Menyediakan petunjuk tentang keamanan dan waktu bekerja, dan sumber yang dapat digunakan.
15.  Mengajukan pertanyaan untuk membantu memperjelas observasi siswa, membantu memperjelas arah dan logika berpikir siswa.
16.  Menciptakan situasi yang menantang bagi siswa untuk berpikir
17.  Membantu siswa mengaitkan pengalaman yang sedang dikembangkan dengan ide/pendapat/gagasan siswa tersebut.
18.  Menyediakan daftar ketentuan penggunaan alat dan teknik yang baru
19.  Membantu mengembangkan metode pengumpulan data, pencatatan, interpretasi, penayangan, dan penggunaan dari teknologi yang masih dianggap kompleks oleh siswa
20.  Mendiskusikan kemungkinan penetapan audien dan audiensi
21.  Mendefinisikan dan menetapkan informasi yang dipandang sesuai dengan audiens
22.  Menyediakan ketentuan dalam analisis data dan teknik penayangannya.
23.  Menyediakan ketentuan dalam menyiapkan presentasi
24.  Menekankan terciptanya situasi yang mendukung
25.  Memfasilitasi kemungkinan terjadinya interaksi antara presenter dengan audiens
26.  Membantu mengembangkan metode atau cara-cara dalam mengevaluasi hasil penemuan studi selama presentasi, baik secara lisan maupun tulisan.





Komentar

Posting Komentar